Home Berita Proyek Galian TB Simatupang Sebabkan Kemacetan Parah Hingga Akhir 2025

Proyek Galian TB Simatupang Sebabkan Kemacetan Parah Hingga Akhir 2025

0

Kemacetan di kawasan Jakarta Selatan kembali menjadi sorotan warganet dan pengguna jalan. Salah satu titik paling parah adalah ruas jalan TB Simatupang yang kini tengah mengalami gangguan lalu lintas akibat proyek galian. Mulai dari pekerja yang membuka trotoar, mengurangi jalur kendaraan, hingga aktivitas alat berat yang memakan ruang jalan—semuanya menjadi penyebab utama penumpukan kendaraan di jam sibuk.

Sejak pertengahan tahun 2025, proyek galian tb simatupang menjadi isu hangat di kalangan warga, apalagi setelah beberapa media memberitakan bahwa proyek ini akan berlangsung hingga akhir Desember. Tak pelak, banyak pengendara merasa frustrasi karena harus menghabiskan waktu lebih lama di jalanan, bahkan beberapa menyebut jalur ini sebagai “jalur neraka” selama proyek berlangsung.

Banyak yang bertanya-tanya, proyek apa sebenarnya yang sedang dikerjakan? Mengapa harus memakan satu lajur jalan dan berlangsung cukup lama? Pertanyaan ini muncul seiring kemacetan yang makin tak terkendali dari hari ke hari.

Jenis Proyek Galian yang Sedang Berlangsung

Sebelum membahas lebih jauh tentang dampaknya, penting untuk mengetahui jenis proyek yang menyebabkan kemacetan ini. Diketahui bahwa setidaknya ada delapan proyek galian tanah yang berlangsung secara bersamaan di sepanjang ruas Jalan TB Simatupang, mulai dari saluran kabel, jaringan utilitas, hingga proyek perbaikan pipa.

Menurut keterangan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, proyek galian ini merupakan bagian dari peremajaan dan integrasi infrastruktur utilitas kota. Beberapa proyek dilakukan oleh pihak PLN, operator telekomunikasi, serta PDAM yang semuanya memiliki tenggat waktu pengerjaan berbeda-beda, namun saling bersinggungan di lokasi yang sama.

Pihak Dishub menyebut bahwa salah satu tantangan terbesarnya adalah koordinasi antar kontraktor pelaksana agar tidak saling bertabrakan dalam pelaksanaan di lapangan. Sayangnya, kurangnya sinergi tersebut berdampak besar terhadap arus lalu lintas harian di kawasan TB Simatupang.

Penyebab Kemacetan di Jalan TB Simatupang

Kemacetan di kawasan TB Simatupang makin parah karena jalur yang biasanya digunakan dua atau tiga lajur kendaraan, kini hanya tersisa satu atau dua lajur akibat pengerjaan galian tanah. Hal ini tentu berdampak pada waktu tempuh kendaraan, terutama di jam berangkat dan pulang kerja.

Banyak pengemudi ojek online, sopir truk, hingga kendaraan pribadi mengeluh karena waktu tempuh dari Ragunan menuju Lebak Bulus atau sebaliknya bisa berlipat ganda. Selain penyempitan jalan, keberadaan kendaraan proyek yang sering keluar masuk area galian juga menambah kepadatan.

Tidak sedikit pula yang menyebut proyek ini kurang memperhatikan keselamatan pengguna jalan. Minimnya rambu lalu lintas proyek, tidak adanya petugas pengatur lalu lintas, dan area kerja yang dibiarkan terbuka jadi keluhan utama masyarakat sekitar.

Respon Pengendara dan Warga Sekitar

Warga dan pengguna jalan yang melintasi kawasan TB Simatupang setiap hari mengaku kelelahan menghadapi kemacetan yang seolah tidak berujung. Sejumlah media sempat mewawancarai warga dan pengendara yang menyebut bahwa proyek ini menguras tenaga dan waktu mereka.

“Saya biasa 20 menit ke kantor, sekarang bisa 1,5 jam. Capek banget di jalan karena macetnya luar biasa,” kata salah satu karyawan swasta yang bekerja di kawasan Fatmawati.

Tidak hanya pengendara, warga yang tinggal di sekitar jalur proyek juga terdampak. Kebisingan alat berat, debu dari penggalian, hingga kesulitan mengakses jalan rumah menjadi bagian dari masalah yang mereka hadapi setiap hari.

Jadwal Proyek dan Rencana Penyelesaian

Dinas Perhubungan menyebut bahwa proyek galian TB Simatupang direncanakan rampung pada 26 Desember 2025. Namun, jadwal ini masih bisa berubah tergantung pada cuaca dan kelancaran pekerjaan teknis di lapangan. Pemerintah Kota dan pihak kontraktor mengklaim sudah menyiapkan skenario percepatan jika diperlukan.

Selain itu, Dishub juga telah meminta kontraktor untuk melakukan pengerjaan di luar jam sibuk agar mengurangi dampak kemacetan. Namun, implementasi di lapangan masih belum optimal karena sebagian besar pekerjaan tetap dilakukan di pagi dan siang hari.

Pihak Pemprov DKI juga mengaku akan meningkatkan koordinasi lintas dinas agar tidak ada proyek serupa yang dikerjakan bersamaan tanpa perencanaan matang di masa mendatang. Hal ini untuk menghindari kembali terjadinya kemacetan panjang akibat proyek galian seperti sekarang.

Imbauan dan Tips untuk Pengguna Jalan

Bagi kamu yang sering melintasi kawasan TB Simatupang, berikut beberapa tips agar tidak terlalu terdampak oleh proyek ini:

  1. Gunakan jalur alternatif seperti Jalan Ampera, Fatmawati Raya, atau Jagakarsa jika memungkinkan.
  2. Manfaatkan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze untuk memantau kondisi lalu lintas terkini.
  3. Gunakan transportasi umum seperti MRT atau TransJakarta jika rute perjalanan memungkinkan.
  4. Berangkat lebih awal agar tidak terburu-buru dan tetap sabar selama di jalan.

Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak berhenti sembarangan di area proyek dan mengikuti arahan petugas jika ada pengalihan arus lalu lintas.

Solusi Jangka Panjang untuk Kemacetan Jakarta

Kemacetan akibat proyek seperti ini sebenarnya bisa diminimalkan jika ada perencanaan dan koordinasi yang matang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu membuat sistem terpadu untuk pengelolaan proyek-proyek infrastruktur di jalan raya, termasuk peta lokasi, jadwal, dan durasi proyek.

Pengawasan ketat juga diperlukan agar kontraktor tidak bekerja sembarangan dan tetap mengutamakan keselamatan serta kenyamanan publik. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, kemacetan panjang seperti di TB Simatupang bisa dihindari di masa depan.

Beberapa pakar tata kota menyarankan agar Pemprov mengembangkan sistem koordinasi proyek berbasis digital yang dapat diakses publik. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih siap menghadapi dampak proyek dan menyusun strategi perjalanan lebih baik.

Proyek galian TB Simatupang menjadi contoh nyata bagaimana proyek infrastruktur yang penting sekalipun bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Kemacetan parah yang terjadi sejak pertengahan 2025 menjadi bukti bahwa koordinasi lintas dinas dan manajemen proyek sangat krusial di kota besar seperti Jakarta.

Dengan perbaikan sistem pengawasan dan peningkatan kolaborasi antarinstansi, diharapkan proyek infrastruktur ke depan bisa berjalan lancar tanpa mengorbankan kenyamanan warga. Semoga proyek ini bisa selesai tepat waktu dan memberikan manfaat jangka panjang untuk warga Jakarta Selatan.

FAQ

Apa penyebab utama kemacetan di TB Simatupang?
Delapan proyek galian yang mengurangi lajur jalan dan kendaraan proyek yang keluar masuk tanpa pengaturan ketat.

Kapan proyek galian TB Simatupang selesai?
Diperkirakan selesai pada 26 Desember 2025, jika tidak ada kendala di lapangan.

Apakah proyek ini dilakukan bersamaan?
Ya, beberapa proyek galian dari instansi berbeda dilakukan secara bersamaan, seperti PLN, PDAM, dan operator kabel.

Apakah Dishub melakukan rekayasa lalu lintas?
Dishub telah membuat pengaturan, namun banyak pengendara menilai implementasinya masih kurang optimal.

Apa solusi terbaik untuk menghindari macet TB Simatupang?
Gunakan jalur alternatif, manfaatkan transportasi umum, dan periksa aplikasi navigasi sebelum berangkat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version