Lapak pedagang Pasar Barito menjadi sorotan utama publik Jakarta Selatan setelah muncul kabar mengenai relokasi puluhan pedagang dari lokasi lama. Sejak awal 2025, isu ini terus bergulir dan menyita perhatian berbagai kalangan. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengumumkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program revitalisasi dan penataan ulang kawasan pasar tradisional.
Langkah relokasi memang bukan tanpa tantangan. Banyak pedagang merasa belum siap untuk berpindah, baik secara psikologis maupun operasional. Namun, Pemkot tetap berupaya menyampaikan bahwa proses ini dilakukan demi menciptakan ruang usaha yang lebih tertib, bersih, dan modern untuk semua pelaku UMKM, khususnya di wilayah Jakarta Selatan.
Sebagai bagian dari penataan kota, keberadaan pedagang pasar Barito di kawasan lama dipandang perlu diatur ulang. Pemerintah memberikan alternatif lapak baru dengan fasilitas yang lebih baik di lokasi strategis lain di Lenteng Agung. Namun, sampai saat ini masih ada puluhan pedagang yang belum bersedia pindah.
Alasan Relokasi Pedagang Pasar Barito oleh Pemkot Jaksel
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menjelaskan bahwa relokasi lapak pedagang pasar Barito bukan semata-mata keputusan sepihak, melainkan merupakan hasil evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasar yang sudah padat dan tidak tertib. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan menghambat kenyamanan pembeli dan juga mempengaruhi aspek kebersihan serta keselamatan publik.
Revitalisasi ini juga selaras dengan program jangka panjang Pemprov DKI Jakarta dalam menata ulang seluruh pasar tradisional agar lebih bersih, tertib, dan menarik. Salah satu targetnya adalah menciptakan kawasan pasar yang layak dikunjungi sekaligus menjadi penggerak ekonomi lokal berbasis UMKM.
Salah satu pejabat Pemkot Jaksel, Pramono, menyebutkan bahwa komunikasi dan negosiasi tetap dibuka dengan para pedagang. Ia menegaskan tidak akan ada pemaksaan, namun juga tidak boleh ada pihak yang menghambat proses pembangunan kawasan kota.
Penawaran Sewa Lapak Gratis bagi Pedagang Relokasi
Sebagai bentuk kompensasi dan solusi win-win, Pemkot Jakarta Selatan memberikan tawaran menarik bagi para pedagang pasar Barito yang terdampak relokasi. Mereka ditawari sewa lapak gratis di lokasi relokasi baru selama masa transisi. Lokasi yang dimaksud berada di wilayah Lenteng Agung, dan sudah disiapkan lahan khusus yang memadai.
Langkah ini disambut baik oleh sebagian pedagang, terutama yang menginginkan lokasi yang lebih tertata dan dilengkapi fasilitas sanitasi yang layak. Pemerintah juga memastikan adanya pendampingan selama proses adaptasi agar para pelaku UMKM tetap bisa menjalankan usahanya tanpa hambatan berarti.
Namun, masih ada sebagian pedagang yang enggan berpindah dengan alasan lokasi baru dianggap terlalu jauh dari pelanggan lama mereka. Ada pula yang merasa belum ada kejelasan teknis terkait mekanisme distribusi, keamanan, dan pengelolaan fasilitas baru tersebut.
Masih Ada 50 Pedagang yang Belum Mau Pindah
Meskipun proses relokasi telah berjalan, tercatat hingga Agustus 2025 masih ada sekitar 50 pedagang yang memilih bertahan di lokasi lama. Pemerintah mengakui bahwa upaya persuasif memang butuh waktu lebih panjang agar semua pihak bisa memahami urgensi dan manfaat dari penataan ini.
Pramono menyebutkan bahwa negosiasi tetap berjalan. Pemerintah akan terus berkomunikasi secara terbuka, tanpa tekanan, dan membuka ruang diskusi. Bahkan, beberapa tokoh masyarakat juga dilibatkan agar proses berjalan secara partisipatif.
Pemerintah berharap para pedagang pasar Barito yang belum pindah bisa melihat bahwa lapak baru bukan hanya tempat baru, tapi juga peluang baru. Pasar yang lebih tertata bisa menarik lebih banyak pembeli dan mendukung pertumbuhan ekonomi pedagang itu sendiri.
Lahan Relokasi Disiapkan di Lenteng Agung
Salah satu titik terang dari program ini adalah penyediaan lahan relokasi yang telah disiapkan dengan matang di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Lahan tersebut diperuntukkan khusus bagi pedagang pasar Barito dan memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung seluruh lapak yang terdampak relokasi.
Dari penelusuran media, lokasi tersebut telah mulai dibersihkan dan disiapkan sejak pertengahan tahun. Pemasangan tenda semi permanen serta instalasi air bersih dan listrik juga sudah dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Kota tidak hanya menggusur tanpa solusi, tetapi juga menyiapkan sarana baru yang layak.
Masyarakat sekitar Lenteng Agung pun merespons positif rencana ini. Mereka menilai kehadiran pasar relokasi dapat membuka peluang ekonomi baru dan memberi alternatif pusat belanja masyarakat lokal.
Kondisi Pasar Barito Terbaru Usai Relokasi
Pasar Barito yang sebelumnya ramai kini mulai terlihat lebih tertib. Beberapa lapak sudah ditutup, dan jalanan di sekitar lokasi utama pasar terlihat lebih leluasa dilalui kendaraan. Penataan ini sedikit demi sedikit menunjukkan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Namun, kondisi ini masih menyisakan PR besar bagi Pemkot karena sebagian pedagang masih bertahan. Konflik kecil hingga adu argumen sempat terjadi antara petugas Satpol PP dan pedagang, walau akhirnya diselesaikan secara damai.
Pemkot menegaskan bahwa proses ini tetap akan berlangsung dengan pendekatan yang humanis dan mengedepankan dialog. Tujuan utamanya bukan menggusur, tetapi menata dan memberikan ruang yang lebih baik bagi semua pihak.
Harapan Pedagang Pasar Barito Terkait Lapak Baru
Pedagang pasar Barito berharap lokasi relokasi nantinya bisa ramai pengunjung seperti lokasi lama. Mereka menyampaikan aspirasi agar pemerintah turut mempromosikan lokasi baru agar konsumen lama mereka juga bisa bertransisi.
Tak hanya itu, mereka juga meminta kejelasan soal keamanan, fasilitas pendukung seperti parkir dan tempat ibadah, serta sistem pengelolaan kebersihan di lapak baru. Jika semua hal itu terpenuhi, sebagian besar pedagang menyatakan kesediaannya untuk pindah.
Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Barito, kerja sama antara Pemkot dan pelaku UMKM harus dijaga, karena tanpa adanya komunikasi yang baik, proses relokasi hanya akan menimbulkan kegaduhan.
Revitalisasi Pasar untuk Jakarta yang Lebih Modern
Program relokasi ini menjadi bagian dari skenario besar dalam menciptakan kota Jakarta yang lebih modern, tertata, dan manusiawi. Pemerintah terus mendorong perubahan paradigma bahwa pasar tradisional juga bisa menjadi tempat yang bersih, rapi, dan menarik bagi generasi muda.
Proyek serupa sebenarnya sudah berhasil dilakukan di beberapa wilayah lain seperti Pasar Rumput dan Pasar Santa. Revitalisasi di lokasi-lokasi tersebut terbukti mampu meningkatkan jumlah pengunjung serta omzet pedagang.
Melalui program revitalisasi ini, diharapkan ekosistem pasar tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga lebih ramah lingkungan, aman bagi semua usia, dan mendukung sektor informal yang selama ini menjadi penyangga ekonomi kota.
Isu lapak pedagang pasar Barito tidak hanya soal relokasi semata, tetapi juga menggambarkan bagaimana kota sedang berbenah. Transformasi ini menyentuh kehidupan banyak orang dan harus dilakukan dengan hati-hati, penuh empati, dan strategi yang matang.
Dengan pendekatan humanis serta fasilitas yang memadai, pemerintah berharap seluruh pedagang bisa menerima perubahan ini dengan baik. Ke depannya, lapak baru bukan hanya lokasi fisik, melainkan simbol kolaborasi antara pemerintah dan rakyat demi masa depan pasar tradisional yang lebih baik.
FAQ
Apakah pedagang pasar Barito dipaksa pindah?
Tidak. Pemkot tetap membuka ruang negosiasi dan melakukan pendekatan secara persuasif agar proses relokasi berjalan damai.
Di mana lokasi lapak baru untuk pedagang pasar Barito?
Lahan relokasi disiapkan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Apakah ada biaya untuk menempati lapak relokasi?
Tidak, Pemkot menawarkan sewa lapak gratis selama masa transisi bagi pedagang terdampak.
Kenapa pedagang belum mau pindah?
Sebagian masih merasa belum siap dan khawatir kehilangan pelanggan lama. Ada juga yang ingin kejelasan teknis fasilitas baru.
Kapan relokasi ditargetkan selesai?
Belum ada tanggal pasti, tapi Pemkot berharap seluruh proses bisa rampung dalam waktu dekat dengan kesepakatan bersama semua pihak.